Kamis, 03 Januari 2019

Ornamen Tradisional Nusantara


ORNAMEN TRADISIONAL NUSANTARA

        Ornamen merupakan salah satu seni hias yang paling berpengaruh pada seni kriya, apalagi ketika kita akan membuat sebuah kerajinan yang mengharuskan ada seni hiasnya. peranan ornamen sangat besar apalagi jika dilihat dari segi penerapannya, ornamen dapat diterapkan pada berbagai hal, contohnya : bidang arsitektur ( tiang penyangga rumah), alat-alat upacara  daerah, senjata tradisional suatu daerah, souvenir, alat-alat rumah tangga dan berbagai jenis penerapan lainnya untuk memenuhi kebutuhan jasmani maupun rokhani manusia.

A. Pengertian Ornamen
      Kata ornamen berasal dari bahasa latin “ORNARE” yang berarti menghias. Ornamen juga berarti “dekorasi” atau hiasan, sehingga ornamen sering disebut sebagai disain dekoratif atau disain ragam hias.
  • Dalam buku nukilan, ornamen adalah komponen produk seni yang sengaja ditambahkan/di buat untuk tujuan sebagai penghias. Disamping tugasnya yang implisit menyangkut segi-segi keindahan.
  • Menurut Miquel Cavarrubras, Ornamen adalah penggambaran perwujudan jiwa dari objek goa, gunung, tumbuh-tumbuhan, dimana mereka membentuk bagian-bagiannya sehingga terjadilah bentuk-bentuk dengan pengayaan dunia tumbuh-tumbuhan, kadang alam asli yang distilir terlebih dahulu sesuai bakat, kemampuan seniman dari bidang seni lukis, ukir, dan ornamen.
  • Menurut Alexander Speltz ( Style of Ornament, 1996), Manusia menemukan ornamen prasejarah tidak hanya diantara peninggalan ras-ras manusia yang ditinggal disepanjang Mediterranean lebih dari 6000 tahun yang lalu, tetapi juga ornamen primitive pada kelompok manusia lain yang mendiami kawasan tertentu dibumi dan belum melampaui tingkat peradaban tertentu. ornamen ini memiliki ciri khas tertentu.
  • Menurut James Trilling (Ornament a Prespective,2002), Ornamen adalah hiasan, dimana kesenangan visual bentuk secara signifikan lebih penting daripada nilai komunikatif sebuah isi. Ornamen memiliki isi representasional, narasi, dan simbolik, tapi keindahan visual harus diatas segalanya.

              Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa: ornamen adalah salah satu karya seni dekoratif yang biasanya dimanfaatkan untuk menambah keindahan suatu benda atau produk, atau merupakan suatu karya seni dekoratif (seni murni) yang berdiri sendiri, tanpa terkait dengan benda/produk fungsional sebagai tempatnya.
 B. Motif dan Pola Ornamen
         Di dalam pembuatan ornamen juga unsur motif sangat penting untuk digunakan.
       Motif merupakan unsur pokok sebuah ornamen. Melalui motif, tema atau ide dasar sebuah ornamen dapat dikenali sebab perwujudan motif umumnya merupakan gubahan atas bentuk-bentuk di alam atau sebagai representasi alam yang kasat mata. Ada pula yang merupakan hasil khayalan semata, karena itu bersifat imajinatif, bahkan karena tidak dapat dikenali kembali, gubahan-gubahan suatu motif kemudian disebut bentuk abstrak. Jenis-jenis ornamen Nusantara berdasarkan motif hiasnya dapat dikelompokkan menjadi motif geometris, motif manusia, motif binatang, motif tumbuh-tumbuhan, motif benda-benda alam, motif benda-benda teknologis dan kaligrafi. Dari segi perkembangan historis terdapat ornamen prasejarah, tradisional klasik atau kerakyatan pengaruh Hindu-Budha, Islam, Kolonial dan lain-lain. Dari segi kekhususan motif hias atau langgam yang berlatar belakang kedaerahan atau kesukuan ada motif Jawa, Bali, Kalimantan dan lain-lain. Dari segi gaya bentuknya ada motif bergaya realis, dekoratif dan abstrak.
Motif dibagi menjadi 5, yaitu :  
a. Motif geometris
   Merupakan motif tertua dalam ornamen karena sudah dikenal sejak jaman prasejarah. Motif geometris berkembang dari bentuk titik, garis, atau bidang yang berulang dari yang sederhana sampai dengan pola yang rumit. Hampir di seluruh wilayah nusantara ditemukan motif ini. Bentuk ornamen geometris antara lain meander, pilin, lereng, banji, kawung, jlamprang dan tumpal. 
b. Motif hias manusia
   Sudah ada sejak kebudayaan prasejarah, antara lain yang terdapat pada sebuah nekara. Motif ini pada umumnya melambangkan gambaran nenek moyang terkait dengan pemujaan leluhur dan simbol gaib untuk penolak bala. Motif ini dapat ditemui hampir di seluruh Nusantara diterapkan pada kayu, logam, tulang, kain dan lain-lain. Jenisnya ada motif sosok utuh, motik kedok dan kala, motif mamuli dan bagian tubuh lainnya, dan motif wayang.  
c. Motif binatang 
   Banyak diterapkan untuk menghias benda-benda peralatan yang terbuat dari kayu, perunggu, emas, perak, benda ukir, bangunan, tekstil atau busana pada batik, sulaman dan tenun. Motif binatang ini dengan berbagai jenis dan ragamnya dari bianatang yang hidup di darat, air, binatang yang dapat terbang sampai binatang imajinatif atau hasil rekaan semata. Pada umumnya merupakan biantang yang hidup di daerah masing-masing, kecuali binatang imajinatif yang terkait dengan kepercayaan, binatang mitologi pengaruh dari luar dan bentuk khayal lainnya. Motif binatang yang bisa terbang misal burung merak, enggang, garuda, phonix, ayam jantan/jago, kelelawar.Motif binatang air dan melata misal ikan dan ular, udang, naga, buaya, biawak dan kadal, siput, lipan dan kalajengking. Motif binatang darat antara lain kerbau, kuda, gajah, kelinci, anjing, singa, harimau.  
d. Motif tumbuh-tumbuhan atau flora
    Motif tumbuh-tumbuhan berkembang setelah datang pengaruh Islam sekitar abad ke -15. Sebaliknya motif manusia atau binatang mulai surut. Motif flora berpadu dengan motif benda-benda alam misal bebatuan, bukit/gunung dan awan. Motif hias tumbuh-tumbuhan diterapkan secara luas sebagai ornamen yang dipahatkan pada batu untuk hiasan candi, benda-benda produk misal tanah liat/keramik, kain bersulam, bordir, tenun, batik, emas, perak, kuningan dan lain-lain. Motif hias tumbuh-tumbuhan misal motif hias bunga, patra, lung dan sulur, serta motif hias pohon hayat.  
e. Motif hias benda alam dan pemandangan
   Diciptakan dengan mengambil inspirasi dari alam, misalnya benda-benda langit (matahari, bulan, bintang dan awan), api, air, gunung, perbukitan, bebatuan dan lain-lain.  
f. Benda-benda teknologis 
    Yakni benda-benda buatan manusia juga tidak luput menjadi motif hias yang menarik. Pada umumnya motif ini tidak mempunyai arti tertentu, kecuali merupakan bagian dari informasi atau narasi yang akan disampaikan berkenaan dengan penggunaan atau peralatan yang dimaksud atau pembuatan benda tersebut. Kaligrafi merupakan tulisan indah atau seni tulis-menulis dan tidak hanya terbatas pada huruf Arab, walau pun yang berkembang pesat adalah kaligrafi huruf Arab. Motif hias abstrak menunjuk pada motif yang tidak dikenali kembali obyek asal yang digambarkan atau memang benar-benar abstrak karena tidak menggambarkan obyek-obyek yang terdapat di alam maupun obyek khayalan gubahan obyek alam serta tidak menggunakan unsur tulisan yang terbaca. Motif hias abstrak di sini menggunakan bentuk yang lebih bebas, bukan geometris. Sekalipun tidak banyak jumlahnya motif ini dapat ditemui pada batik, tenun, maupun ukir-ukiran.
           Pola pada ornamen merupakan motif yang dibuat secara berulang-ulang, jalin-menjalin, selang-seling, berderet, atau variasi satu motif dengan motif lainnya. 
        Hal-hal yang terkait dengan pembuatan pola adalah :

      a) Simetris yaitu pola yang dibuat, antara bagian kanan dan kiri atau atas dan bawah adalah sama.      

      b) Asimetris yaitu pola yang dibuat antara bagian-bagiannya (kanan-kiri, atas-bawah) tidak sama.

      c) Pengulangan yaitu pola yang dibuat dengan pengulangan motif-motif.

      d) Bebas atau kreasi yaitu pola yang dibuat secara bebas dan bervariasi.
       Pola memiliki fungsi sebagai arahan dalam membuat suatu perwujudan bentuk artinya sebagai pegangan dalam pembuatan agar tidak menyimpang dari bentuk/motif yang dikehendaki, sehingga hasil karya sesuai dengan ide yang diungkapkan.
       Mekanisme dalam pembuatan ornamen :
Motif disusun sedemikian rupa agar membentuk pola, kemudian pola dirangkai kembali sehingga membentuk sebuah ornamen. 
       Dalam proses penciptaannya, ornamen juga sangat terksit kepada
a. Lingkungan
    Yaitu tempat dimana ornamen dengan segala atributnya ditemukan. Misalnya disebuah rumah, dekat pantai, sungai, goa, dan lainnya.
b. Agama atau Aliran
    Yaitu kepercayaan tertentu juga merupakan salah satu faktor penyebab kenapa ornamen tersebut dibuat.
c. Sub sistem (Sosio-Kultural)
    Yaitu terkait dengan sistem mata pencaharian, perilaku, norma, adat-istiadat, nilai tradisi dan sebagainya. 

C. Fungsi Ornamen
     Secara visual ornamen yang diterapkan pada sebuah produk kerajinan/ kriya, benda, artefak, bangunan bertujuan untuk memberikan daya tarik, nilai estesis, dan kesenangan bagi orang yang melihatnya, sehingga akan memberikan nilai yang lebih berguna.
Dari segi penerapannya. Fungsi ornamen dibagi menjadi :
a. Ornamen berfungsi sebagai kebutuhan estetika semata
    Yaitu ornamen yang diciptakan dan dilihat hanya sekedar memenuhi kebutuhan estetika semata saja, dan memberi nilai lebih pada elemen benda pakai (disebut Ornamen Pasif)
b. Ornamen berfungsi Simbolik
    Yaitu Ornamen yang sengaja dibuat untuk memenuhi makna simbolik tertentu. Biasanya terkait dengan urusan religius, alat-alat upacara keagamaan, simbol-simbol tertentu yang terkait dengan ajaran agama.
Contoh : Motif kala, makara, garuda, naga, tanduk kerbau, bentuk matahari, patung, dll.
Biasanya disebut sebagai Ornamen Simbolis.
c. Ornamen berfungsi sebagai estetis dan konstruktif
    Yaitu Ornamen yang dibuat selain menonjolkan nilai keindahannya juga lebih mengutamakan fungsinya secara aktif. Secara teknis ornamen tersebut berfungsi untuk menambah kekuatan sebuah konstruksi penyangga, penopang, dan memperkokoh bangunan tersebut.
Contoh : Konstruksi tiang rumah, candi, gereja, masjid, dllnya. Biasa disebut sebagai Ornamen Aktif.

D. Tekhnik Penyelesaian Ornamen
              Penyelesaian gambar ornamen bertujuan untuk membuat karya tersebut menjadi lebih indah, dan gambar yang difinishing akan nempak lebih jelas dan menarik.
           Beberapa teknik yang bisa digunakan untuk melakukan finishing adalah sebagai berikut:


     a.     Teknik hitam-putih yaitu penyelesaian suatu karya ornamen yang hanya memanfaatkan tinta atau pensil hitam, penyelesaian dengan cara ini dimaksudkan untuk menimbulkan kesan gelap-terang, penyinaran, kesan jarak, dan kesan volume.Teknik penyelesaian (finishing) dilakukan dengan sistem :

1)   Arsiran (searah, bebas, dusel)

2)   Pointilis yaitu penyelesaian dengan menggunakan titik-titik.

3)   Sungging atau gradasi yaitu dengan menggunakan tinta china atau tinta bak, finishing ini dilakukan melalui tahapan-tahapan dari tipis ke tebal atau dari gelap ke terang sesuai dengan keinginan.

     b.    Teknik warna yaitu jenis finishing yang mengunakan warna sebagai unsur pokok. Finishing ini dilakukan dengan sistem :

1)   Plakat yaitu menerapkan warna secara plakat (poster) sesuai dengan warna motif yang diinginkan.

2)   Gradasi (warna tersusun) yaitu dengan menerapkan warna secara tersusun baik dari warna gelap ke warna terang atau sebaliknya.

3)   Gelap-terang yaitu menerapkan warna dari warna gelap ke warna terang dengan menebarkan warna (bukan tersusun).
Untuk mendapat hasil yang maksimal dalam melakukan finishing dengan warna adalah pengetahuan seseorang tentang teori warna yang menyangkut: jenis warna, teknik pencampuran warna dan efek yang ditimbulkan, nilai warna, sifat warna, makna warna dan lain-lain.

Berikut adalah contoh ornamen tradisional dari berbagai daerah di Indonesia
1. Ornamen tradisional daerah Aceh

2. Ornamen tradisional daerah Batak
3. Ornamen tradisional daerah Minangkabau

4. Ornamen tradisional daerah Jawa Barat
5. Ornamen tradisional daerah Yogyakarta
6. Ornamen tradisional daerah Surakarta
7. Ornamen tradisional daerah Madura
8. Ornamen tradisional daerah Bali
9. Ornamen tradisional daerah NTT
10. Ornamen tradisional daerah Kalimantan
11. Ornamen tradisional daerah Sulawesi
12. Ornamen tradisional daerah Irian Jaya/ Papua

Nah teman-temanku tersayang, itu adalah beberapa referensi tentang ornamen tradisional di Indonesia yaa, yang menggunakan tehnik hitam putih dan pointilis. oh yaa, warna hitamnya itu menggunakan tinta cina yaa, biasanya sih ada yang yang harganya 15.000 dan ada juga yang lebih kecil seharga 5000. Untuk tehnik pointilis menggunakan drawing pen yang ukurannya kecil yaa, biasanya saya menggunakan drawing pen ukuran 0.1 biar pointilisnya bisa kecil hasilnya dan terlihat lebih indah.
okee, cukup sekian dulu yaa, jangan lupa like dan comentnya ;)
See you dan Salam Seni untuk generasi muda Indonesia, jangan lupakan seni karena itu merupakan budaya kita yang harus tetap kita lestarikan yaaa.😍😍